Kamis, 27 November 2008

Apa sih Cinta?

Pernah merasakan cinta?
Seperti apa sih rasanya? Jawabannya pasti akan sangat beragam…
Saat jatuh cinta, dan saat putus cinta, sebuah situasi hati yang sangat kontraditif sekali… Bagi yang pernah merasakan akan dengan mudah bisa recall memorinya tentang seperti apa rasanya.. tapi untuk bisa menjelaskan dalam deskripsi naratif atau tertulis… uh.. susah sekali…
Hm…tak ada definisi yang solid soal cinta. Tapi ada beberapa ciri yang tampaknya bisa lekat pada cinta:
• Cinta emang berada diluar rasionalitas. Sering kali justifikai cinta menabrak semua batasan rasionalitas dan orang-orang yang sedang jatuh cinta sering dinilai gak rasional oleh orang2 disekitarnya. Begitu semuanya didasarkan atas rasionalitas, pastilah itu suatu produk ‘pemikiran’ bukan ‘cinta’. Bisa paralel gak anata Cinta dan Rasio ? Bisa ya, dan bisa juga tidak…
• Cinta juga tanpa batas. Tak ada batasan apapun yg bisa mencegah hadirnya atau dilakukannya sesuatu oleh seseorang jika sudah didasari cinta. Mati pun orang rela untuk sebuah cinta. Lihatlah ibu2 yang melahirkan anak dengan setulus hati. Orang2 yang rela mengorbankan dirinya utuk orang yang dicintainya, dst, dst..
• Cinta tak mengenal bentuk. Ya, cinta lebih berada pada dimensi rasa. Terlalu abstrak untuk bisa dilukiskan secara fisik.
• Cinta juga tak kenal dimensi ruang dan waktu; kapan aja, dimana aja, dalam situasi apa aja… Kalo dia hadir, tak mudah untuk menghindar…
• Cinta tak kenal subjek (orang) dan bisa hadir pada siapa aja… tak mengenal umur, strata sosial, pendidikan, kaya atau miskin, agama atau ras…
• Cinta juga tak kenal standard kualitas; tidak konstan, bisa naik dan turun kadarnya. Cinta Abadi ? Akan ada yang ngotot menjawab, ya itu ada. Tapi akan sulit juga menjawab, kenapa kalo memang benar2 abadi, kadang cinta mesti terus dijaga, dipertahankan, di-refresh lagi, agar tetap hadir dengan tingkat yang sama? Yang namanya abadi kan gak akan berubah?

Mungkin akan ada ciri2 cinta yang lain…
Yang pasti cinta begitu kompleks, bisa berdampak besar (positif atau negatif) bagi yang terlibat didalamnya dan sangat multi dimensi dan subjektif.. Karenanya sulit untuk mengukurnya secara objektif bagi diri kita sendiri, apalagi cintanya orang lain. Biarlah masing orang merasakan dan menikmati cintanya mereka masing-masing… Gak usah coba mengukur dan menilai cinta orang2 lain… karena hanya akan berujung pada subjetivitas tak terstruktur…

Dan yang pasti kalau semua orang mengisi dirinya masing-masing dengan cinta (seperti apapun itu), tentu dunia ini akan jauh lebih baik dan damai…

Tidak ada komentar: